Sabtu, 13 Oktober 2012

IBADAH YANG SEJATI





Bacaan : Amos 5 : 21-27
 
"Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu, berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang" (Am0s 5:22)

Berbicara soal ibadah, maka judul ini tidaklah asing bagi kita, sebab ibadah merupakan salah satu bagian dari kehidupan orang yang percaya kepada-Nya. Tapi sering kali ibadah bisa saja menjadi suatu rutinitas semata karena kita melakukannya tanpa kerinduan serta motivasi yang benar ketika datang beribadah. Kita datang hanya karena kebiasaan atau karena orang keristen harus datang setiap minggu, sehingga hal ini muncul sebagai rutinitas.

Bagian firman Tuhan diatas berbicara soal bagaimana Allah begitu membenci perayaan-perayaan ibadah yang dilakukan oleh bangsa Israel, sebab mereka hanya mementingkan korban bakaran serta persembahan kepada Allah, tetapi tidak didampingi dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Mereka ternyata tetap saja melakukan penyembahan berhala-berhala (:26)dan mereka melakukan semua itu hanya sebatas karena ritual keagamaan saja.

Dari perenungan ini kita kembali diingatkan, bagaimana motivasi kita ketika mengikuti ibadah. Ketika beribadah, tidak sedikit orang Kristen yang motivasinya salah. Mengapa demikian ?

Kebanyakan orang berfikir bahwa ketika kita datang beribadah dan telah memberikan persembahan, maka sama halnya dia sudah datang berbakti kepada Tuhan..
Sebenarnya makna ibadah yang sejati adalah ketika setiap orang yang datang kepada-Nya adalah bukan karena sekedar melakukan kebiasaan, tetapi karena adanya suatu kerinduan yang mendalam untuk lebih mengenal siapa Kristus itu sendiri. Ibadah yang sejati adalah ketika kita datang kepada-Nya dan menunjukkan suatu perubahan hidup yang diperbaharui, sehingga ibadah yang kita lakukan tidak berakhir dengan kesia-siaan, melainkan penuh dengan makna, dan melalui ibadah yang kita lakukan bersama kepada Tuhan, dapat menjadikan kita seperti yang Allah inginkan, yaitu menjadi semakin serupa dengan Dia.

Oleh sebabitu, mulailah memperbaiki sikap ibadah kita kepada-Nya, sehingga kemajuan rohani kita juga dapat semakin nyata.
Tuhan memberkati kita, Amin




Tidak ada komentar: